Benteng Speelwijk (Sumber : Google) |
Benteng
Speelwijk berada di pantai utara Provinsi Banten tepatnya di Kamping Pamarican
atau sekitar 600 meter menuju ke arah Barat Laut Keraton Surosowan (Situs
Benten Lama). Benteng ini seakan menjadi simbol kekuasaan
Kesultanan Banten yang diakui secara tidak langsung oleh VOC. Mengapa demikian?
Namun
menurut sumber Sejarawan Banten mengatakan jika Benteng dibangun pada masa
Kesultanan Banten oleh orang kepercayaan Sultan Ageng Tirtayasa keturunan
Tionghoa yang bergelar Pangeran Cakradana. Bangunan Benteng ini difungsikan
untuk menahan serangan dari laut. Oleh karenanya benteng ini dibuat tepat di
sisi utara kesultanan. Dengan adanya benteng ini menjadi salah satu alasan
kekuatan yang dimiliki oleh Kesultanan Banten yang sulit ditembus dari laut
oleh para penjajah asal Eropa yang hendak menjajah Nusantara khususnya wilayah
Banten.
Alkisah
kehancuran Kesultanan Banten didasari oleh pengkhianatan yang dilakukan oleh
anak Sultan Ageng Tirtayasa sendiri yang bernama Sultan Abunasar Abdul Qahhar
atau biasa disebut Sultan Haji. Ia mencoba merebut singgasana Kesultanan Banten
yang dipimpin oleh sang ayah dengan bantuan VOC. Pada
masa Sultan Haji berkuasa, Pangeran Cakradana arsitek yang membangun benteng
menyingkir ke Cirebon.
Dengan
kekuasaan yang ia miliki, Sultan Haji kemudian memerintahkan Hendrik Lucaszoon
Cardel bergelar Pangeran Wiraguna, untuk memugar berbagai bangunan termasuk
benteng yang kemudian diberi nama Speelwijk tersebut. Benteng yang memiliki bentuk persegi panjang dengan
dilengkapi bastion pada tiap sudutnya ini dibangun pada Tahun 1682 sebelum
mengalami perluasan dan pemugaran pada Tahun 1685 dan 1731.
Diberi nama Speelwijk dipilih atas penghormatan Gubernur
Jenderal Cornelis Janszzon Speelman yang bertugas di Hindia
Belanda pada tahun 1681 – 1684. Benteng Speelwijk dibangun
di atas reruntuhan tembok Keraton Surosowan pasca penyerangan Sultan Ageng
Tirtayasa dengan material yang tidak jauh berbeda dengan bangunan sebelumnya.
Batu karang, batu bata merah sebagai material utamanya.
Benteng Speelwijk rancangan Hendrik
Lucaszoon Cardel dilengkapi dengan empat bastion, jendela
meriam, ruang jaga, basement untuk gudang/logistik dan tambatan perahu. Benteng
ini dilengkapi parit keliling yang berfungsi sebagai pertahanan luar benteng
dengan ketebalan antara 1,5 sampai 2 meter. Di benteng ini terdapat bastion dan
sebuah menara pengintai. Dibawah bastion terdapat ruangan yang digunakan untuk tempat menyimpan mesiu.
Bastion Benteng Speelwijk (Sumber : Google) |
Pembagian ruangan utama di dalam benteng adalah kamar penyimpanan
senjata, rumah komandan, kantor administrasi dan gereja yang semuanya tinggal
reruntuhan dan pondasinya saja. Di areal benteng, tepatnya di sisi luar sebelah
selatan terdapat pemakaman orang asing yang disebut kerkhoff. Bentuk bangunan
makam terlihat tidak seragam. Salah satu bangunan makam yang paling besar
adalah makam Komandan Hugo Pieter Faure (1718 – 1763), sang panglima perang.
Benteng ini diperkirakan memiliki dua fungsi, yakni sebagai pertahanan dan pemukiman. Benteng tersebut juga menjadi tempat mengontrol segala kegiatan yang berkaitan dengan Kesultanan Banten dan juga sebagai tempat berlindung dan bermukim bagi orang-orang Belanda. Benteng ini semakin mengokohkan posisi Belanda dalam usahanya memonopoli perdagangan merica yang berasal dari Lampung Selatan, untuk kemudian dijual lagi kepada pedagang-pedagang asing asal Cina, Arab, India dan negara Asia Tenggara lainnya.
Keadaan bangunan saat ini tidak utuh lagi karena beberapa faktor semisal keusilan tangan penerus bangsa yang tidak menghormati perjuangan mempertahankan wilayah nusantara, tapi beberapa
sudut benteng ini meninggalkan bentuk bangunan yang masih bisa dinikmati dan
diketahui fungsinya.
Benteng Speelwijk (Sumber : Google) |
Demikian ulasan singkat mengenai Sejarah Benteng Speelwijk, semoga dapat bermanfaat bagi para pengunjung Blog Mejarapuh. Terima Kasih.
ayo dicoba keberuntungannya bersama dengan kami di fanspoker^^com
BalasHapusdapatkan juga bonus rollingan dan refferalnya